BEGINI CARA MENGELOLA LIMBAH KOSMETIK KEDALUWARSA
Setiap produk kosmetik memiliki masa berlaku dalam periode tertentu. Ketika masa berlaku itu telah lewat, maka sudah seharusnya kosmetik tersebut tidak lagi diperjual-belikan. Namun, itu bukan berarti kosmetik kedaluwarsa tersebut dapat dibuang begitu saja.
Meski sering dikira tidak berbahaya, kosmetik yang sudah kedaluwarsa sebenarnya termasuk golongan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Mengapa berbahaya? Kosmetik mengandung bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan, seperti beberapa daftar bahan berbahaya yang terkandung dalam kosmetik kedaluwarsa dibawah ini, dimana perlu dilakukan penanganan yang baik dan benar.
Microbeads
Bahan ini merupakan plastik dalam ukuran sangat kecil. Microbeads biasa digunakan untuk membuat produk perawatan tubuh seperti exfoliating scrub, face cleanser, hingga sabun mandi.
Baik karena kadaluwarsa atau pemakaian, microbeads kerap dianggap sampah biasa. Padahal, partikel kecil tersebut dapat mencemari air, baik itu saluran air, sungai, danau, hingga laut. Ini dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Pasalnya, komposisi microbeads membuatnya bersifat menarik racun dan merusak rantai makanan di perairan.
Ditunggu berapa lama pun, microbeads terus mengancam keadaan lingkungan karena tidak bisa terurai. Sifat non-biodegradable merupakan dampak dari komposisi microbeads yang biasa ditemukan dalam produk kosmetik, yaitu polietilen atau polipropilen. Komposisi tersebut cenderung murah dan mudah dibuat, namun membutuhkan waktu ratusan tahun sampai akhirnya terurai.
Merkuri
Sejumlah produsen kosmetik menggunakan merkuri sebagai salah satu bahan produk kecantikan karena garam merkuri mampu menghambat pembentukan melanin. Hasil yang dijanjikan antara lain warna kulit cerah dan terang, serta mengurangi bintik hitam. Pemakaian produk yang mengandung merkuri tidak disarankan karena berpotensi mengakibatkan dampak seperti iritasi, ruam, luka, dan akibat lainnya.
Meski begitu, masih banyak kosmetik yang mengandung merkuri. Parahnya lagi, merkuri juga menyebabkan kerusakan lingkungan. Bentuk gas dari merkuri dapat mencemari udara, lalu membahayakan manusia dan hewan. Merkuri yang masuk ke saluran air pun akhirnya dikonsumsi oleh biota air. Hal ini menjadi penyebab larangan makan ikan bagi ibu hamil, ibu yang baru melahirkan, dan anak di bawah enam tahun.
Paraben
Paraben adalah zat kimia yang kerap digunakan sebagai pengawet produk kosmetik. Meski bersifat biodegradable, uji laboratorium menunjukkan bahwa paraben membahayakan ekosistem terumbu karang. Senyawa tersebut turut ditemukan di permukaan air, ikan, dan sedimentasi laut.
Produk yang mengandung paraben biasanya berbentuk cair, seperti moisturizer, pembersih wajah, serta tabir surya atau sunscreen. Pasalnya, paraben dapat mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur pada produk.
BHA dan BHT
Beberapa foundation, maskara, dan blush memiliki kandungan BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene). Lagi-lagi, kosmetik kedaluwarsa dengan zat tersebut berbahaya jika dibuang begitu saja karena membawa racun bagi makhluk hidup di laut.
Siloksan
Nama siloksan lebih umum dikenal sebagai silikon. Bahan ini mungkin tidak asing karena kerap digunakan dalam pembuatan lipstik hingga perawatan rambut. Sebelumnya, senyawa kimia ini dinilai aman untuk lingkungan. Namun, beberapa penelitian terbaru membuktikan dampak berbahaya siloksan terhadap makhluk hidup dan lingkungan.
Siloksan memang digunakan untuk berbagai tujuan. Namun, monitor di Uni Eropa membuahkan jawaban terkait produk yang membawa risiko terbesar dari siloksan. Sebagian besar risiko lingkungan akibat siloksan ternyata berasal dari produk kecantikan. Oleh karena itu, Anda tidak dapat membuang kosmetik kedaluwarsa begitu saja.
Triklosan
Bahan kosmetik yang juga membahayakan lingkungan adalah triklosan. Terdapat sifat racun pada triklosan, di mana tumbuhan ganggang atau alga terkena dampaknya. Padahal, alga memiliki peran penting untuk ekosistem perairan.
Wewangian sintetis
Material wewangian sintetis ada dalam berbagai jenis kosmetik. Masalahnya, harum pada produk kosmetik terbuat dari sejumlah bahan kimia. Campuran bahan kimia tersebut terbukti berbahaya untuk lingkungan laut. Pengolahan air limbah tidak dapat memecahnya, sehingga material pun berakhir di perairan.
Cara penanganan kosmetik kedaluwarsa paling tepat
Penanganan kosmetik kedaluwarsa harus memperhatikan beberapa hal supaya tidak membahayakan lingkungan. Prosesnya pun wajib mengikuti prosedur sesuai regulasi pemerintah. Oleh karena itu, Anda dapat menyerahkan kosmetik kedaluwarsa ini kepada layanan pengelolaan limbah B3 yang telah tersertifikasi seperti PT. Wahana Hijau Enviro (WHE).
Fasilitas WHE memiliki perizinan lengkap untuk seluruh proses pengelolaan limbah, termasuk untuk kosmetik kedaluwarsa. Di samping itu, pelanggan juga akan mendapatkan pelayanan yang aman dan nyaman, didukung oleh teknologi terdepan, yang menunjang komitmen WHE untuk menyediakan pengangkutan limbah B3 sesuai jadwal dan transparan berdasarkan standar K3. Temukan informasi selengkapnya di www.whe.co.id